Resensi : Hujan – Tere Liye

 

Blurb :

Tentang Persahabatan

Tentang Cinta

Tentang Melupakan

Tentang Perpisahan

Tentang Hujan

***

Hujan mengisahkan tentang seorang gadis bernama Lail yang sedari kecil begitu mencintai hujan, sosok Esok lelaki yang telah menyelamatkan Lail, Maryam si rambut kribo sahabat terbaik Lail, dan Claudia adik angkat Esok sekaligus perempuan yang pertama kali berhasil membuat Lail cemburu. Mereka hidup di zaman serba canggih, berlatar dunia tahun 2050-an, teknologi mutakhir digunakan dimana-mana, mobil terbang, transaksi tanpa lembaran uang, semua kebutuhan tersedia di atas hologram, baju dan kue dapat dibuat semudah mencetak dokumen, hingga mesin modifikasi otak yang sedang digunakan Lail untuk melupakan memori menyakitkan dalam hidupnya selama 8 tahun terakhir.

21 Mei 2042, kejadian yang tak pernah terlupakan oleh penduduk bumi. Bencana alam letusan gunung berapi skala 8 VEI mengakibatkan gempa berkekuatan 10 skala richter, menghancurkan dua Benua sekaligus. Merenggut jutaan nyawa penduduk bumi, termasuk orang tua Lail dan juga keempat kakak Esok.

Satu persatu masalah bermunculan sejak kejadian itu, perubahan iklim yang ekstrem, paceklik bahan pangan, hingga terancam punahnya manusia.

Tapi, semenjak kejadian itu pula, Lail dan Esok memulai kisah mereka. Tentang persahabatan mereka, tentang perasaan saling mencintai dalam diam, tentang perpisahan, kerinduan yang tak habis termakan waktu, juga tentang perasaan cemburu yang tak pernah tersampaikan, begitu menyakitkan bagi Lail. Sesak yang semakin tak tertahankan, membulatkan keputusan Lail untuk menemui Elijah di Pusat Terapi Saraf—melakukan serangkaian terapi untuk menghapus memori menyakitkan itu. Hujan.

 

***

Romansa Lail dan Esok dengan segala konfliknya beserta bumbu-bumbu scince fiction berhasil diramu dengan baik dan sangat mengalir. Alur berceritanya yang maju-mundur membuat saya tidak ingin berhenti untuk membuka lembar demi lembar hingga ceritanya usai. Walaupun ada beberapa adegan yang berhasil tertebak karena seringkali terulang, yaitu kebiasaan Esok yang selalu mengejutkan Lail—secara tiba-tiba muncul di hadapan Lail setelah lama tak ada kabar. Tapi bagiku ini tidak terlalu mengganggu, saya tetap menikmatinya. Bahkan menjadi was-was di akhir ceritanya 😂

Penggunaan bahasa oleh penulis dibuat sesederhana mungkin agar maksud dari bacaan dapat tersampaikan dengan baik, bahkan yang berbau ilmiah sekalipun.

Sudut pandang yang digunakan adalah POV 3 atau author POV—penulislah sebagai naratornya. Meski begitu, saya pribadi masih merasa sulit menebak karakter dari tokoh Esok yang tidak terlalu ditonjolkan di sini. Sebebihnya, saya puas dengan novel ini.

Kalau boleh menambahkan, cover yang digunakan berlatar biru muda dengan tajuk HUJAN berwarna putih ini sangat simple, namun seperti magnet, ia tetap berhasil menarik perhatian saya untuk menyambarnya dari rak buku bestseller. Terlebih saat saya dibuat penasaran dengan sinopsisnya yang hanya terdiri dari lima kalimat itu, cepat-cepatlah saya membawanya ke kasir 😀

Pelajaran yang bisa dipetik dari Hujan ini, adalah tentang keikhlasan dan penerimaan.

“Bukan berapa lama manusia bisa bertahan hidup sebagai ukuran kebahagiaan, tetapi seberapa besar kemampuan mereka memeluk erat-erat semua hal menyakitkan yang mereka alami” (hal. 317)

 

“Bukan melupakan yang jadi masalahnya. Tapi menerima. Barang siapa yang bisa menerima, dia akan bisa melupakan, hidup bahagia. Tapi jika dia tidak bisa menerima, dia tidak akan pernah bisa melupakan. (hal. 308)

Ini adalah novel pertama Tere Liye yang saya baca. Sekaligus menjadi awal perkenalan saya dengan karya penulis yang selalu saya ikuti fanspage-nya ini. Kisahnya mengharukan, tapi mungkin lebih cocok untuk remaja-remaja yang suka terhanyut dalam cerita-cerita manis—romance. Jujur, saya tidak terlalu fanatik dengan genre yang satu ini. Tapi dengan gaya bahasa Tere Liye yang ringan dan menyenangkan, sepertinya saya jadi tertarik untuk membaca karyanya dengan genre yang berbeda—Bumi, Bulan, Matahari. Seri novel yang mengusung tema fantasi ini, semoga berjodoh untuk membaca ketiganya.

 

Judul     : Hujan

Penulis : Tere Liye

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Terbit    :  Januari 2016

Harga    : 75.000 (Gramedia Mal Panakkukang ̶ Makassar)

Ukuran : 13.5 x 20 cm

Tebal     : 320 hlm

ISBN      :  978-602-03-2478-4

Tinggalkan komentar